Fakultas Kedokteran Unisba berdiri sejak tahun akademik 2004/ 2005 dan memiliki satu program studi yaitu Program Studi Pendidikan Dokter. Program studi ini mempunyai dua tahap yaitu tahap akademik yang sudah dimulai sejak tahun 2004 dan tahap profesi yang dimulai sejak tahun 2008.
Tahap akademik Program Studi Pendidikan Dokter merupakan pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Proses pembelajaran pada program pendidikan sarjana kedokteran menggunakan pendekatan pembelajaran terintegrasi, bertumpu pada masalah dan pembelajaran berbasis kompetensi yang mendorong mahasiswa belajar aktif secara mandiri sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat. Proses pendidikan sarjana kedokteran FK UNISBA sejak tahun akademik 2015/ 2016 dapat ditempuh minimal selama tujuh (7) semester sampai dengan maksimal 14 semester. Batasan waktu pendidikan terhitung sejak terdaftar sebagai mahasiswa semester pertama. Beban studi kumulatif yang diperlukan untuk menyelesaikan tahap akademik adalah 146 SKS. Pada tahap akademik ini mahasiswa akan mengikuti berbagai aktivitas pembelajaran yang mengacu pada kegiatan student center learning, yang meliputi kegiatan perkuliahan, kegiatan tutorial, praktikum skill (ketrampilan klinik) maupun praktikum laboratorium yang diselenggarakan secara terintegrasi pada modul sistem tubuh. Pada beberapa program mahasiswa diwajibkan untuk mengerjakan tugas, seperti tugas membaca buku teks atau jurnal ilmiah, tugas menyusun laporan kegiatan, dan lain-lain. Pada akhir tahap akademik mahasiswa diharuskan membuat satu minor thesis atau skripsi dengan topik pilihan (elective project) sesuai minat mahasiswa yang dilakukan secara perorangan pada akhir program pendidikan sarjana, sebagai salah satu syarat kelulusan program. Lulusan dari program ini adalah menghasilkan Sarjana Kedokteran.
Tahap profesi adalah kelanjutan dari tahap akademik pada Program Studi Pendidikan Dokter. Pendidikan profesi dokter merupakan salah satu program pendidikan profesi yang bertujuan untuk menghasilkan dokter yang mampu melaksanakan tugas profesinya dan senantiasa memiliki keinginan untuk meningkatkan dan mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan profesionalitas seorang dokter. Melalui pendidikan kedokteran yang paripurna diharapkan lulusan profesi dokter memiliki sikap dan kepribadian yang diperlukan untuk menjalankan profesinya. Masa kepaniteraan atau tahap profesi dilaksanakan selama 4 semester. Pada akhir tahap ini mahasiswa akan mendapatkan gelar dokter sebagai pengakuan profesinya.
Model, Pendekatan dan Struktur Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di PSPD FK Unisba mengacu pada kurikulum berbasis outcome (Outcome based Curriculum/OBE) untuk memastikan kurikulum yang dijalankan sesuai dengan profil lulusan dan capaian pembelajaran lulusan, mewujudkan kegiatan pembelajaran dengan interaksi efektif dan inovatif antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dan mewujudkan pendekatan penilaian dan evaluasi pembelajaran berdasarkan CPL dengan tujuan untuk meningkatkan hasil dan perbaikan yang berkelanjutan
Kurikulum Fakultas Kedokteran UNISBA juga sesuai dengan Permendikbud No.3 Tahun 2020 dan Permenristekdikti No. 18 Tahun 2018 yaitu kurikulum berbasis kompetensi dengan capaian pembelajaran yang diterapkan mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI) tahun 2012.
Implementasi struktur kurikulum menggunakan strategi pendekatan SPICES (student-centered, problem-based, integrated, community based, electively /early clinical exposure, systematic), dan terintegrasi baik secara horizontal maupun vertikal, serta berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
Isi, Komposisi dan Durasi Kurikulum
Pada proses pembelajaran dalam kurikulum FK UNISBA menerapkan kurikulum spiral sesuai dengan implemetasi kurikulum spiral yang ada di sekolah-sekolah kedokteran di dunia. Pembelajaran pada kurikulum spiral tersebut adalah dengan memberikan kesempatan mahasiswa untuk belajar kembali membuat hubungan antara konsep, informasi dan memperdalam pemahaman pengetahuan dan ketrampilan. Mahasiswa tahap akademik belajar dalam tahapan secara spiral mulai dari basic principles dan systems-based learning pada semester satu (1) sampai semester tujuh (7).
Pada tahap profesi mahasiswa belajar transition to clinical practice, core clinical attachments dan preparation for practice pada semester 8-11. Total keseluruhan kurikulum program studi 100% mencakup 80% berasal dari Standar
Kompetensi Dokter dan 20% dari muatan lokal Fakultas Kedokteran, mengenai kesehatan industri dan Islamic Integration in Medical Curriculum (IIMC). Isi kurikulum meliputi prinsip-prinsip metode ilmiah, ilmu biomedik, ilmu kedokteran klinik, ilmu humaniora, ilmu Pendidikan kedokteran dan ilmu kedokteran komunitas yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Dokter. Durasi kurikulum terdiri dari dua tahap, yaitu pendidikan tahap akademik/sarjana kedokteran dan tahap profesi dokter. Beban SKS pada pendidikan tahap akademik/ sarjana kedokteran yang harus diselesaikan oleh mahasiswa adalah 146 SKS dan ditempuh selama masa studi 7 semester sedangkan pada Pendidikan tahap profesi adalah 69 SKS ditempuh selama 4 semester. Distribusi beban SKS setiap semester mengacu pada buku panduan penyusunan kurikulum Pendidikan Tinggi yang diterbitkan oleh Kemenristekdikti tahun 2018. Durasi pembelajaran dalam satu semester adalah 16 minggu (waktu efektif). Pada tahap sarjana kedokteran, kurikulum disusun menggunakan pendekatan modul-modul (Rencana Pembelajaran Sistem/RPS) atau blok sistem organ dengan tema tertentu dan non Sistem organ. Rancangan Pengajaran Sistem organ berjumlah 17 sedangkan Rencana Pembelajaran Non sistem berjumlah 28. Setiap RPS dilaksanakan dengan durasi waktu sekitar 2-7 minggu. Penetapan bobot setiap modul tergantung dari besarnya lingkup pembahasan pada modul bersangkutan.
Stategi Pembelajaran PSPD FK Unisba
Stategi pembelajaran dalam penerapan Kurikulum FK UNISBA menggunakan strategi atau design yang sesuai dengan Harden (1984) yaitu model SPICES:
Student Center
Kurikulum dengan menggunakan strategi SPICES lebih berfokus pada mahasiswa sebagai anak didik (student centred). Pendekatan seperti ini harus diikuti dengan metode pembelajaran orang dewasa (adult learning methods) dan juga mengharuskan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran aktif (active learning). Mahasiswa harus terlibat aktif dalam setiap proses pembelajaran, tidak bersifat menunggu dan tidak lagi berfokus pada dosen sebagai sumber ilmu tetapi berusaha menggali dan aktif mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang terpercaya.
Salah satu model atau pendekatan kurikulum yang juga digunakan oleh FK UNISBA adalah pendekatan problem based learning (PBL) yang dikembangkan oleh Barrows, Harden and lain- lain. Problem Based Learning (PBL) bertujuan untuk menstimulasi mahasiswa atau anak didik untuk mengobservasi, berfikir, mendefinikan, mempelajari, menganalisa, mengsintesa serta mengevaluasi berbagai permasalahan (problems) kesehatan. Kasus Pemicu dibuat untuk mengsimulasikan keadaan klinis secara nyata dalam berbagai situasi dan seting klinis, dimana mahasiswa diajak berfikir untuk menghayati kasus tersebut seperti dalam dunia nyata.
Keuntungan dari pendekatan Problems Base Learning antara lain adalah:
- Membantu mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkait dalam dunia kesehatan.
- Meningkatkan kemampuan belajar diri sendiri dan rasa ingin tahu yang besar
- Menstimulasi kemampuan critical thinking and reasoning
- Menstimulasi kemampuan mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuannya dalam konteks klinis yang nyata.
- Mengembangkan pengetahuan integratif dari system tubuh sesuai dengan keadaan klinis sesuangguhnya.
Problem-Based Learning (PBL)
Pendekatan sequential integration juga dilaksanakan karena, dimana memetakan hasil belajar dari yang simple ke kompleks dan mengambarkan adanya urutan perkembangan hasil belajar tersebut. Proses pembelajaran dengan PBL mempunyai beberapa tantangan yang harus disiasati dengan baik agar tujuan pembelajaran tercapai. Pendekatan ini membutuhkan tanggung jawab yang besar dari mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan belajarnya dan mendapatkan sumber-sumber informasi yang baik, selain itu tutor sebagai fasilitator juga harus membekali diri dengan ilmu yang sesuai dan juga kemampuan untuk membentuk dinamika kelompok mahasiswa yang baik.
Pendekatan PBL yang digunakan dalam kurikulum FK UNISBA adalah modified PBL, bukan merupakan PBL murni, karena pada sistem pembelajaran di FK UNISBA tutor sudah memiliki learning objective atau capaian pembelajaran apa yang harus dicapai mahasiswa dan mahasiswa diarahkan untuk mencapai capaian pembelajaran tersebut, sedangkan pada PBL murni mahasiswa dipersilahkan untuk mengembangkan sendiri proses pembelajarannya, menentukan sendiri learning objective apa yang akan dicapai dan bagaimana cara mereka untuk mencapai hal tersebut.
Pada proses pembelajaran dalam kurikulum FK UNISBA, mahasiswa juga diberikan materi-materi yang dimulai dari modul yang paling sederhana (simple ‘building blocks) sampai akhirnya pada modul yang komplek (complex principles), a shift from ‘novice’ to ‘expert’. Proses seperti di atas didefinisikan sebagai kurikulum spiral (spiral curriculum), dimana proses pembelajaran merupakan suatu proses perkembangan pola pikir dengan reinforcement aktif dan assessment hasil belajar mahasiswa bisa mendapatkan knowledge dan skill yang baru.
Penerapan spiral kurikulum di Fakultas Kedokteran Unisba sesuai dengan implemetasi kurikulum spiral yang ada di School of Medicine, University Of Dundee. Kurikulum spiral Dundee mengacu pada teori belajar konstruktif, dimana mahasiswa memperluas dan memperdalam pengetahuan dan ketrampilannya dari pengetahuan dan ketrampilan sebelumnya. Pembelajaran pada kurikulum spiral tersebut adalah dengan memberikan kesempatan mahasiswa untuk belajar kembali membuat hubungan antara konsep, informasi dan memperdalam pemahaman pengetahuan dan ketrampilan. Mahasiswa belajar dalam tahapan secara spiral mulai dari basic principles dan systems-based learning pada semester satu (1) sampai semester tujuh (7). Pada tahap profesi mahasiswa belajar transition to clinical practice, core clinical attachments dan preparation for practice pada semester 8-11 .
Integrated
Pada tahap akademik atau tahap pendidikan sarjana kedokteran, model kurikulum yang digunakan di FK UNISBA adalah Integrated models and Problem based learning. Integrated models tidak lagi memisahkan antara ilmu preklinik dengan klinik, baik itu pengetahuan maupun skillnya. Pemisahan ilmu seperti itu hanya dilakukan dahulu pada traditional model saja. Fakultas Kedokteran UNISBA tidak menggunakan model traditional, akan tetapi bagian preklinik maupun klinik tetap dikembangkan dengan tujuan untuk pengembangan materi pembelajaran.
Pada pendekatan integratif, beberapa disiplin ilmu difusikan bersama untuk membentuk suatu tema tertentu atau konsep tertentu sesuai dengan modul sistem tubuh yang sedang dibahas atau modul lain. Pendekatan integrasi dilakukan secara vertical integration maupun horizontal integration. Vertical integration menggambarkan integrasi antara ilmu-ilmu pre-klinis and ilmu klinis, sedangkan horizontal integration mendeskripsikan bagaimana ilmu pengetahuan dan berbagai ketrampilan klinis (skill) dari berbagai disiplin ilmu digabungkan dalam satu tema misalnya tentang sistem tubuh, contohnya sistem kardiovaskular di dalamnya meliputi anatomi, fisiologi, biokimia, patologi, clinical medicine, sosiologi, epidemiologi, dan keilmuan lain yang berkaitan dengan sistem cardiovascular. Pendekatan integrasi (The integrated approach) memiliki beberapa keuntungan, antara lain adalah:
Menggambarkan keterkaitan antara berbagai disiplin ilmu, sehingga mengajarkan anak didik untuk menangani pasien secara holistik.
- Harden (1984) menyatakan bahwa pendekatan integrasi menyebabkan anak didik dapat mempelajari berbagai informasi sekaligus, lebih mudah untuk diingat dan lebih aplikatif dalam situasi praktis. Proses ini bisa mengembangkan higher-level objectives, seperti misalnya applikasi knowledge, kemampuan menganalisa dan problem solving
- Bisa mengembangkan team mengajar terpadu, serta sharing informasi anta bagian disiplin ilmu.
Salah satu model atau pendekatan kurikulum yang juga digunakan oleh FK UNISBA adalah pendekatan problem based learning (PBL) yang dikembangkan oleh Barrows, Harden and lain- lain. Problem Base Learning (PBL) bertujuan untuk menstimulasi mahasiswa atau anak didik untuk mengobservasi, berfikir, mendefinikan, mempelajari, menganalisa, mengsintesa serta mengevaluasi berbagai permasalahan (problems) kesehatan. Kasus pemicu dibuat untuk mensimulasikan keadaan klinis secara nyata dalam berbagai situasi dan seting klinis, dimana mahasiswa diajak berfikir untuk menghayati kasus tersebut seperti dalam dunia nyata.
Community oriented,
Materi atau topik dalam mata kuliah dalam kurikulum Fakultas Kedokteran Unisba berfokus pada masalah dan penanganan masalah kesehatan yang nyata dijumpai di masyarakat. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengenal permasalahan yang sering terjadi di masyarakat dan dapat mengimplementasikan dapat dirasakan lebih nyata. Proses belajar yang dilakukan memungkinkan saya untuk berinteraksi langsung dengan permasalahan kesehatan di masyarakat. Proses belajar lebih menekankan pada tindakan promotif dan preventif dalam penanganan masalah kesehatan. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan melakukan penanganan masalah kesehatan di masyarakat diberikan juga secara komprehensif secara promotif, preventif dan kuratif.
Electives (+ core)
Pada kurikulum Fakultas Kedokteran Unisba, mahasiswa diberikan kajian yang menarik sesuai minat dan bakatnya dalam mata kuliah elektif. Mahasiswa dapat memilih materi belajar yang ingin dipelajari lebih dalam diantara mata kuliah tersebut. Metode pembelajaran sudah ditetapkan dengan jelas, akan tetapi tidak menutup kemungkinan mahasiwa untuk mengusulkan metode pengajaran yang ingin dijalani, bahkan dapat pula mengusulkan topik/materi apa yang penting untuk dipelajari.
Systematic
Pendekatan sequential integration juga dilaksanakan dalam kurikulum Fk Unisba, dimana memetakan hasil belajar dari yang simple ke kompleks dan mengambarkan adanya urutan perkembangan hasil belajar tersebut. Materi belajar diberikan secara bertahap dimulai dari yang fisiologis ke patologis. Proses pembelajaran dengan PBL mempunyai beberapa tantangan yang harus disiasati dengan baik agar tujuan pembelajaran tercapai. Pendekatan ini membutuhkan tanggung jawab yang besar dari mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan belajarnya dan mendapatkan sumber-sumber informasi yang baik, selain itu tutor sebagai fasilitator juga harus membekali diri dengan ilmu yang sesuai dan juga kemampuan untuk membentuk dinamika kelompok mahasiswa yang baik.
Penerapan metode ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa secara bertahap, sesuai dengan topik yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan pembelajar an yang diinginkan. Pengalaman belajar yang diberikan oleh fakultas sesuai sangat diharapkan memberikan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang dokter umum.